Sabtu, 23 Mei 2009

Kohar Motor Mu


MERANCANG MESIN BALAP MATIC (1)

Bagi bikers yang berjiwa "ekstim", tentu saja sangat bosan dengan sepeda motor yang standar alias "bawaan pabrik". Ada dari sekian juta pengguna motor Matic atau gaulnya Skubek (skuter bebek) di Indonesia, yang mempunyai niat atau keinginan tersendiri tampil beda atau lain(modif)pada motornya, baik dari bagian cover body, kaki-kaki(sasis) maupun mesin agar tampilan lebih gahar gitu ("pokonya yang lain pasti ketinggalan dah"). Kita tau banyak varian atau aksesoris yang di tawarkan khususnya untuk motor matic tentunya, bahkan ga pernah habis selalu bemunculan varian-varian baru. Berikut gw uraikan sedikit yang gw tau untuk merombak mesin motor skubek brother sekaian. Sesudah dan sebelumnya sorry banget kalo sok tau atau menggurui, gw cuma sekedar share aja, OK. "Cekidoot"!!!

CVT ( continuously variable transmission)



CVT, lengkapnya continuously variable transmission, merupakan salah satu sistem pemindah tenaga otomatis yang banyak digunakan saat ini. Perbedaan dasar CVT dibandingkan dengan pemindah tenaga lain, seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, adalah cara meneruskan torsi dari mesin ke roda.
Pada CVT, tidak lagi digunakan roda-roda gigi untuk menurunkan atau menaikan putaran ke roda sebagai penggantinya, digunakan dua puli dan sabuk logam. Karena tidak ada lagi roda-roda gigi, maka pada CVT tidak ada perbandingan gigi seperti transmisi otomatis konvensional dan manual, yang ada adalah perbandingan putaran dari terendah sampai tertinggi. Perpindahan gigi tidak terjadi secara dramatis, misalnya 1 ke 2, 3, dan seterusnya demikian sebaliknya. Begitu injakan pedal gas dan kondisi beban mesin berubah, CVT akan mengubah perbandingan putaran yang akan dipindahkannya ke roda secara otomatis. Karena itulah dinamakan continuously variable transmission. Jadi , transmisi ini akan melakukan pergantian perbandingan secara terus-menerus.

Well..!!mungkin pernah gue cerita bahwa gue pernah kalah dengan lady bikerz, di jalan metro Pondok Indah situ sewaktu pulang gawe.. sewaktu nyoba ngebuntutin si lady bikerz tu.. Gue bawa Suzuki Satria Fu150.., sedangkan lady bikerz nya bawa Mio…!!! Terutama.. dalam jarak dekat (stop and go)...... atau kendaraan ramai lancar…!!! capee dechh.... "Saking …gemez" dan penasarannya gara-gara itu… sampai gue ngadopsi new baby… Dragster…’ The King of Skutik’ !!! Anyway… setelah memperdalam mengenai skutik. Ternyata ini tohh..!! gara-gara transmisi nya …pantesan aja bisa ngaciirrr...! yang menggunakan Continuously Varible Transmission (CVT). ("lagu-laguan luh ngebut-ngebuut, kaya valentino rossi ajaa")...apa itu CVT mari kita kupaz tuntaz disini…!!!

CVT (dalam konteks ini yang dimaksud adalah Pulley-Based CVT), terdiri dari 3 komponen yaitu :

  1. A Variable input Pulley, disebut Driving Pulley atau Drive Pulley atau Input Pulley .. sami mawon lah… :D
  2. An Output Pulley, disebut juga Driven Pulley.
  3. A high-power metal atau Rubber Belt.

Drive Pulley dihubungkan ke crankshaft engine, sedangkan driven pulley dihubungkan ke driveshaft. yang menghubungkan drive pulley dan driven pulley adalah rubber belt. Jika radius drive pulley meningkat, maka radius driven pulley menurun… (iya donk.. kalau sama-sama meningkat… putus tuh belt). Jika radius drive pulley kecil, dan radius driven pulley besar maka rotational speed driven pulley menurun, dan ini untuk low gear. Demikian juga sebaliknya jika drive pulley membesar, dan driven pulley mengecil, maka rotational speed meningkat dan ini untuk ‘high gear’.

Karena sistemnya begonoo..eh begini (ada drive pulley dan driven pulley), maka number gear rationya jadi tidak terbatas, dan juga tidak kehilangan tempo jika ingin pindah gigi… sebagaimana yang dilakukan di manual transmission. Dan ternyata dugaan gue ada pengaruhnya dengan performance dan waktu ternyata bener…!!! Pengetesan CVT di luar negeri yang membandingkan CVT dan manual transmission dapat ditarik kesimpulan sbb :

Penggunaan CVT meningkatkan performance sekitar 35% dibandingkan manual transmission. CVT hanya membutuhkan waktu sekitar 75% daripada manual transmission untuk mencapai kecepatan 100km/h.

Performance diatas belum dihitung juga dengan performance-to-weight ratio…lho (yah skutik enteng banget beratnya)…. Teruz ada nggak impact CVT dengan marketing….??? Menurut gue, karena orang indonesia senengnya kalau naik motor ngacir-ngacir… (akselerasi red.) , maka nggak heran… skutik itu jadi booming… dari semula yang hanya 5% menjadi sekitar 19%. Gimana nggak gondok.. lha wong bebek gue yang cc gede ternyata kalah ama skutik yang cc nya kecil… !!! Gue salah satunya yang kepincut main skutik… gara-gara hanya masalah CVT…!!! Dan kedepan … orang yang beralih dari bebek ke skutik… prediksi gue akan semakin meningkat… yah gara-gara CVT ini…!!!


.V-BELT
V-belt seperti rantai, tugasnya meneruskan putaran mesin sampai roda belakang skubek. Kendalanya sampai sekarang belum didapat v-belt racing yang kuat dari standar. Akhirnya buat balap, tetap pakai standar namun lebih cepat ganti.

Coki alias Yessy Liga Siswanto dari JP Racing sudah pernah riset. Bahkan, beberapa v-belt racing buatan luar dicobanya. Namun, tetap saja putus. “Itu terjadi di Mio drag bike 250 cc (22 dk) atau Mio road race 150 cc (15 dk),” kata Coki bek..
Sebagai solusi, tetap menggunakan v-belt standar. Namun batas pakainya lebih cepat. “Habis balap harus dilepas,” jelas Beny Pria ‘Baong’ Nursandi, pembalap seeded bangkotan yang kini melirik balap skutik
Goday, mekanik JP Racing kasih penjelasan rinci. Katanya demi keamanan setiap 15 lap harus ganti v-belt. Sebab berisiko fatal jika sampai putus. “Bahayanya seperti putus cinta. Iya puli depan (driven pully) kerap rompal akibat v-belt putus,” tambah Beny.

Itu ditangkap Mitra2000 yang terkenal dengan TDR-nya. Maklum, Mitra2000 sudah banyak bereksperimen, sebelum balap skubek rame. Masih ingat kan, skubek milik Mitra200 yang menarik mobil off-road bongsor. Nah, itu saja, V-BELT TDR gak putus-putus. Apalagi hanya menarik motor. 1417<span class=balap-skubek(beni-mitra)---.jpg" title="Beny Rachmawan. Berani diuji " width="117" height="175">

Padahal, tuh skubek menghela beban yang ruar biasa berat. “Mitra2000 melakukan riset v-belt atas dasar standar. Basicnya, harus berpatokan pada v-belt asli pabrik. Itu yang dilakukan,” sebut Tedy Hartono, bos Mitra2000.

Singkat cerita, Mitra2000 yang bermitra dengan Bando Manufacturing Thailand (BMT) Ltd., yang tentu, bermarkas di Thailand. BMT sebagai penyuplai v-belt resmi pabrikan pabrikan Jepang. Punya basic atau ukuran kekuatan sabuk standar pabrik. “Khusus untuk TDR dibikin lebih kuat lagi,” rinci Tedy yang sedang ke Thai untuk menangkap Gajah Putih lalu diikat pakai v-belt TDR. Maksud, loe? Iya, itu tanda sabuk TDR kuat. He, he…

Pantas TDR berani jadi sponsor resmi balap skubek yang akan dipentas 4 seri sepanjang 2009 ini. “Bahkan TDR berani kasih kepada semua tim dan pembalap untuk memakainya. Ini komitmen Mitra2000 untuk membuat produk berkualitas,” timpal Beny Rachmawan, juru bicara TDR.

Selain v-belt standar dan TDR, pilihan lain bisa buatan Marathon. Merek racing dibanderol murah ini tak kalah kuat dengan versi standar. Mungkin lebih kuat karena Marathon dibuat oleh pabrikan Mitsubhosi yang mengantongi lisensi Jepang.

“V-belt Mitshubhosi ukuranya lebih lebar dari standar. Lebih tahan,” jelas Ergus pemilik toko dan tim R-59 Racing dari Jl. Dewi Sartika, No. 32, Ciputat, Tangerang. Ergus pasang di Mio balap pacuannya sendiri saat ikut road race skubek di Sentul Kecil beberapa waktu lalu.

BAHAN KEVLAR

V-belt racing dijual dengan embel-embel dibuat dari bahan kevlar. “Nyatanya tetap saja mudah putus. Padahal dijual oleh merek terkenal,” buka Coki yang pemegang merek Kawahara identik dengan remote control on-road untuk 1/10 dan 1/8 itu.

Untuk itu, memang bukan jaminan kuat dengan embel-embel kevlar. Coki tidak mau merinci merek itu. Pastinya sudah pada tahu. Biasanya belt tidak kuat jepitan dan bahannya semrawut. Benang atau kevlarnya amburadul. Dibuat tidak berpatokan pada belt standar pabrik.

AWAS PALSU

Hati-hati membeli v-belt asli OEM Yamaha. Kini mulai banyak dijual palsunya. Seperti kejadian dialami Koh Yonk dari Yonk Jaya Motor Bandung. Ditawari v-belt asli Yamaha tanpa bungkus dan hanya disodori harga Rp 30 ribu. Bandingkan dengan banderol resmi yang bisa mencapai Rp 65 ribu.

Koh Yonk tertarik juga untuk dijual kembali. Untungnya hanya ambil 30. “Setelah dicoba tahunya mudah putus,” kesal Koh Yonk dari Jl. Jend. Ahmad Yani, Bandung yang menjual sabuk skubek TDR.

Kejadian sial juga dialami Beny Pria Nursandi. Pasang belt untuk geber di final kejurda Jawa Barat. “Dibeli hanya Rp 55 ribu dan dikemas rapi layaknya barang OEM Yamaha. Baru 5 lap putus dan merusak puli depan,” sesal pembalap mesra disaBeny.
Katanya belt palsu yang dibeli Beny tidak ada seratnya. Sehingga mudah putus. Padahal kemasannya ada hologram. Namun curiganya warna hitam belt sangat mengkilap. Berbeda dengan asli OEM yang hitam pudar.

.PULI
Puli terdiri dari 2 macam,yaitu puli primer dan sekunder.Banyak sekali puli yang di jual di aftermarket dari segi harga maupun kualitas barang itu sendiri,tergantung kocek yang brother keluarkan,maklum saatini skutik memang lagi menjamur di kalangan roda dua.
Sekarang gw bahas dulu nih utk puli primer...!!OC...!!!!
Untuk beli puli racing dipasaran tersedia baragam merek,seperti CLD , RRGS , KITACO,dan yang paling diminati KAWAHARA.
Untuk keempat part diatas,dibanderoli mulai 200-400 ribu rupiah.
Adapun fungsi puli racing ini dapat membuat nafas motor jadi panjang.
kok bisa...???bisa dong...!!!
Dikarenakan sudut kemiringan di permukaan puli racing yg lebih tirus dibanding bawaan standar,sehingga Belt CVT bs bergangsing psampai sisi luar puli.
Itupun bilamana menyeting dengan akselerasi maximal,seperti penggantian ROLLER dengan beragam merek dan ukuran.